Meskipun sebuah, ia bisa menjadikan sesendok kenikmatan menjadi berpiring-piring keberkahan, menjadikan sebait kehidupan menjadi berlembar - lembar kebahagiaan, maka.. aku hanya meminta sebuah.. sebuah keikhlasan :D
Selasa, 22 November 2011
Motivasi, Surat Untuk Ayah dan Ibu
Siapaun Kita dan Seberapa hebat diri Kita, yakinah bahwa kita tidak bisa memungkiri bahwa orang tua kita (ayah da Ibu) sangat menentukan bagaimana hidup kita saat ini. So, sudah menjadi kewajiban kita harus membalas seluruh kebaikan Orang Tua kita. Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia(Al-isra:23)
Internet Sehat menekan krisis Moralitas Pelajar
INTERNET SEHAT Menekan Krisis Moralitas Pelajar

Beberapa minggu kemarin, kalangan dunia pendidikan kita kembali dibuat resah dengan kasus beredarnya rekaman video asusila yang dilakukan oleh dua pelajar berseragam SLTA di Kabupaten Demak. Video yang berdurasi 47 menit itu dengan cepat menyebar malalui pengiriman jaringan antarpengguna ponsel (SM, 21/12/10).
Kita tentu prihatin dengan terjadinya kasus tersebut. Kasus rekaman video asusila yang dilakukan para pelajar jelas sangat menampar wajah dunia pendidikan kita. Berbagai pihak tentu sangat menyayangkan perbuatan amoral tersebut terjadi dikalangan siswa didik. Dampak buruk tentu tidak hanya dirasakan oleh pihak yang melakukan, akan tetapi orang tua, guru, pihak sekolah, masyarakat, Dinas Pendidikan dan pemerintah juga turut merasakan.
Jika dirunut ke belakang, kasus video mesum yang dilakukan oleh pelajar tidak hanya sekali itu terjadi melainkan banyak kasus serupa yang terjadi di lingkup di Jawa Tengah. Sepanjang tahun 2010 kemarin, kalangan pendidikan di kabupaten Batang dan juga Cilacap juga dihebohkan dengan kasus video asusila yang dilakukan para pelajar.
Fakta tersebut adalah sedikit dari beberapa kasus asusila pelajar yang terjadi di wilayah Jawa Tengah. Kasus tersebut jelas merupakan bencana moral bagi generasi muda bangsa kita. Mereka tidak menyadari bahawa merekam tindakan asusila merupakan tindakan bodoh yang sangat ceroboh. Disinyalir masih ada banyak kasus asusila lainnya yang terjadi dan meresahkan masyarakat.
Tentunya kita berharap sepanjang tahun 2011 ke depan nanti tidak akan terjadi lagi kasus seperti itu. Maka sudah seharusnya pemerintah, Dinas Pendidikan, pihak sekolah, guru, keluarga, dan masyarakat secara bersama-sama peduli terhadap kasus ini. Kepedulian semua pihak saja kiranya tidak cukup tanpa disertasi kebijakan dan tindakan nyata untuk menekan dan menuntaskan krisis moralitas pelajar supaya tidak kembali terjadi. Para pelajar adalah generasi penerus bangsa. Jika sejak muda moralnya bejat dan meyimpang, tentu akan menjadi ancaman bagi keberlangsungan generasi penerus bangsa Indonesia mendatang.
Jumat, 07 Oktober 2011
S.E.S.A.K
Tidak ernah tahu apa yang mengusik hati ku.. yang jelas bukan cinta yang biasanya menjadi topik para remaja,, aku lelah, namun tak pernah tahu apa yang membuatku lelah..
bukan lelah. tepatnya sesak, aku sesak.. namun tanpa ada rasa senang di hatiku.
berbeda dengan ketika jatuh hati.. aku merasakan sesak yang membuatku nyaman di dalamnya..
Aku ingin bercerita pada orang lain.. berbagi cerita dengan mereka, namun aku bingung harus menceritakan apa, karena aku pun tak tahu sepoting cerita yang membutaku menjadi sesak.. akhirnya..?? aku hanya bisa menangis tanpa sebab yang jelas.. namun.. ketika aku sedang menangis, seakan semua sesak itu menghilang dan menjauh, aku begitu lega.. tapi dalam nurani ku.. aku tak ingin selalu menangis sendiri..
bukan lelah. tepatnya sesak, aku sesak.. namun tanpa ada rasa senang di hatiku.
berbeda dengan ketika jatuh hati.. aku merasakan sesak yang membuatku nyaman di dalamnya..
Aku ingin bercerita pada orang lain.. berbagi cerita dengan mereka, namun aku bingung harus menceritakan apa, karena aku pun tak tahu sepoting cerita yang membutaku menjadi sesak.. akhirnya..?? aku hanya bisa menangis tanpa sebab yang jelas.. namun.. ketika aku sedang menangis, seakan semua sesak itu menghilang dan menjauh, aku begitu lega.. tapi dalam nurani ku.. aku tak ingin selalu menangis sendiri..
Jumat, 16 September 2011
BERMIMPI
Ketika aku mulai bermimpi tentang kesukesan masa depan ku... Aku di khawatirkan oleh sebuah kegagalan yang mengganggu kepercayaan diriku. Ketika aku mulai bertekad kuat untuk melewati smeua rintangan, aku di hantui oleh rasa kekalahan.. Ketika aku yakin pada jalan setapak yang ku lewati, aku di hadang oleh beribu rasa ketakutan.. Ketika aku terus berjalan ke depan.. aku di terjang berbagai keinginan untuk melihat ke belakang.. Aku bingung, aku ragu, aku takut, aku goyah, aku lemah..
Semua begitu merasuki otakku dan jiwaku. Kini aku benar benar lemah.
Tapi, Seseorang menyadari ku untuk bangkit. da aku sadar, bhwa aku punya POTENSI. aku BISA. :D
Thanks kakak.. :)
Semua begitu merasuki otakku dan jiwaku. Kini aku benar benar lemah.
Tapi, Seseorang menyadari ku untuk bangkit. da aku sadar, bhwa aku punya POTENSI. aku BISA. :D
Thanks kakak.. :)
Kamis, 28 Juli 2011
Isu Radikalisme dan Efek Buruknya pada Rohis Sekolah
Isu Radikalisme dan Efek Buruknya pada Rohis Sekolah
by Divaa Almira on Friday, July 29, 2011 at 12:00pm
Berbagai tindakan kelompok radikal terus menyerang Indonesia. Seperti serangan bom yang menyerang Indonesia secara intensitas begitu banyak akhir-akhir ini. Dari mulai bom buku yang berskala kecil dan hanya menimbulkan efek ketakutan, hingga bom bunuh diri yang berskala besar seperti yang terjadi di Masjid Malporesta Cirebon saat sholat jumat (15/04).
Lalu kasus yang kedua adalah pengkaderisasian Negara Islam Indonesia (NII) KW 9 dengan cara melakukan pencucian otak. Puluhan orang yang telah menjadi korbannya mengaku didoktrin untuk taat kepada pemimpin mereka dan mematuhi apa saja yang diperintahkan kepada mereka. Para korban NII KW 9 kerap menjadi sapi perah bagi gerakan mereka (NII). Tak urung setiap mereka yang telah bergabung dengan NII diwajibkan menyetorkan sejumlah uang sebagai bukti ketaatan pada amir. NII pun menghalalkan segala cara untuk memperoleh dana, termasuk melalui indoktrinasi lewat hipnotis.
Kedua kasus di atas akhirnya banyak menimbulkan Pro dan Kontra di kalangan orang awam maupun para ahli. Berbagai statement dikeluarkan, dari mulai yang hanya bersifat dugaan hingga yang ilmiah. Media-media pun memfasilitasi ajang pro kontra tersebut. Hampir semua media cetak maupun elektronik tidak ada yang absen membahas tentang ini.
Rohis tempat subur radikalisasi???
Tapi di balik kasus pro kontra tersebut, yang perlu dicermati adalah masalah pembentukan opini publik yang menyebutkan bahwa gerakan keislaman radikal ini digerakkan oleh banyak kaum muda. Atau juga kasus terungkapnya kader NII yang kebanyakan pelajar dan mahasiswa ini.
Sorotan publik pun berarah ke kegiatan keislaman di lingkungan sekolah seperti ekstrakulikuler Kerohanian Islam (Rohis). Ekstrakulikuler yang bergerak dalam bidang pembinaan keislaman pelajar ini ditengarai menjadi sarana perekrutan kelompok radikal.
Hal ini pun didukung oleh pernyataan beberapa pakar, seperti pernyataan Azyumardi Azra, guru besar UIN Syarif Hidayatullah yang memperingatkan pengelola pendidikan untuk mewaspadai kegiatan ekstra kurikuler keagamaan yang dikelola siswa serta kegiatan di masjid-masjid sekolah. Kedua kegiatan tersebut ditengarai sebagai salah satu pintu masuk paham pendukung kekerasan yang disusupkan pada anak-anak.
Atau pernyataan Sidney Jones, pakar terorisme internasional yang mengatakan kegiatan di lembaga Rohis bisa menjadi pintu masuk virus terorisme karena itu pemerintah harus mengawasi jaringan terorisme masuk ke wilayah SMP atau SMA melalui kegiatan di lembaga tersebut.
Sidney juga menyebut kini gerakkan teroris sudah bisa dikatakan gerakan yang sangat kuat, gerakkan teroris juga bisa tumbuh lewat studi-studi kajian islam di kalangan pemuda,seperti rohis di sekolah menengah atas.
Ketakutan ini juga berujung dari beberapa pernyataan pihak pemerintah. Sebagai contoh pernyataan Menteri Agama, Suryadharma Ali yang dimintai Wakil Presiden Budiono untuk meningkatkan kulitas program keagamaan sekolah untuk menangkal gerakan radikal. (26/04)
Teror Sesungguhnya Terhadap Rohis
Karena ketakutan berlebih yang disebabkan dugaan sementara dan pengambilan opini secara parsial mengenai Rohis banyak pihak yang akhirnya mulai antipati dengan Rohis, termasuk masyarakat. Masyarakat kini sebagian besar bisa dikatakan termakan opini tadi. Sehingga terkadang masyarakat juga ikut ketakutan dan melarang anaknya untuk mengikuti rohis.
Jelas ini sangat memprihatinkan. Karena bagaimana pun, Rohis jika dilihat dari konsep pembentukannya, justru salah satunya bertujuan untuk membendung gerakan radikal ini. Rohis menanamkan perbaikan moral para pelajar dengan pemberian pemahaman keagamaan yang benar. Lalu, pembentukan karakter kepribadian pelajar juga dibentuk di Rohis dengan pemberian alternatif kegiatan keorganisasian.
Seperti yang dikutip dari salah satu alumnus Pondok Pesantren Modern Gontor yang juga anggota komisi I DPR RI, Hidayat Nur Wahid, bahwa sesungguhnya pernyataan dan opini tersebut adalah teror bagi Rohis.
Kita pun juga harusnya sepakat dengan apa yang dikatakan Mentri Pendidikan Nasional saat ini, M Nuh yang menjelaskan bahwa sampai sekarang Rohis masih mengajarkan siswa-siswi di sekolah menengah atas (SMA) kepada sikap toleransi dan pluralitas Karena itu, ia meminta para pakar harus hati-hati menyimpulkan jika rohis menjadi pintu masuk dari akar kekerasan berlatarbelakang agama.
Perbaikan Citra Rohis
Harus ada kejelasan sikap di sini, di mana jangan sampai kebanyakan masyarakat tergeser opininya, yang dulunya menganggap Rohis adalah tempat para pelajar baik-baik yang mempelajari agama menjadi tempat para pelajar yang dibina untuk radikalisasi.
Para pakar dan pemerintah harusnya yang mampu meluruskan opini ini dan mengembalikan citra Rohis di mata masyarakat. Jangan sampai memberikan pernyataan-pernyataan yang bertentangan dengan kondisi lapangan.
Rohis yang merupakan satu-satunya ekstrakulikuler yang mengajarkan agama islam haruslah ditanggapi positif oleh berbagai pihak. Jangan malah Rohis dianggap macam-macam sehingga nantinya Rohis tidak mampu berkembang dan memiliki kinerja yang baik dalam memperbaiki moral dan keilmuan pelajar di bidang keagamaan.
Rohis juga harusnya malah menjadi ‘alat’ untuk mampu membendung radikalisme itu sendiri. Tapi, tidak dengan cara pengaturan yang berlebih, melainkan dengan pengawasan yang berimbang.
Lalu kasus yang kedua adalah pengkaderisasian Negara Islam Indonesia (NII) KW 9 dengan cara melakukan pencucian otak. Puluhan orang yang telah menjadi korbannya mengaku didoktrin untuk taat kepada pemimpin mereka dan mematuhi apa saja yang diperintahkan kepada mereka. Para korban NII KW 9 kerap menjadi sapi perah bagi gerakan mereka (NII). Tak urung setiap mereka yang telah bergabung dengan NII diwajibkan menyetorkan sejumlah uang sebagai bukti ketaatan pada amir. NII pun menghalalkan segala cara untuk memperoleh dana, termasuk melalui indoktrinasi lewat hipnotis.
Kedua kasus di atas akhirnya banyak menimbulkan Pro dan Kontra di kalangan orang awam maupun para ahli. Berbagai statement dikeluarkan, dari mulai yang hanya bersifat dugaan hingga yang ilmiah. Media-media pun memfasilitasi ajang pro kontra tersebut. Hampir semua media cetak maupun elektronik tidak ada yang absen membahas tentang ini.
Rohis tempat subur radikalisasi???
Tapi di balik kasus pro kontra tersebut, yang perlu dicermati adalah masalah pembentukan opini publik yang menyebutkan bahwa gerakan keislaman radikal ini digerakkan oleh banyak kaum muda. Atau juga kasus terungkapnya kader NII yang kebanyakan pelajar dan mahasiswa ini.
Sorotan publik pun berarah ke kegiatan keislaman di lingkungan sekolah seperti ekstrakulikuler Kerohanian Islam (Rohis). Ekstrakulikuler yang bergerak dalam bidang pembinaan keislaman pelajar ini ditengarai menjadi sarana perekrutan kelompok radikal.
Hal ini pun didukung oleh pernyataan beberapa pakar, seperti pernyataan Azyumardi Azra, guru besar UIN Syarif Hidayatullah yang memperingatkan pengelola pendidikan untuk mewaspadai kegiatan ekstra kurikuler keagamaan yang dikelola siswa serta kegiatan di masjid-masjid sekolah. Kedua kegiatan tersebut ditengarai sebagai salah satu pintu masuk paham pendukung kekerasan yang disusupkan pada anak-anak.
Atau pernyataan Sidney Jones, pakar terorisme internasional yang mengatakan kegiatan di lembaga Rohis bisa menjadi pintu masuk virus terorisme karena itu pemerintah harus mengawasi jaringan terorisme masuk ke wilayah SMP atau SMA melalui kegiatan di lembaga tersebut.
Sidney juga menyebut kini gerakkan teroris sudah bisa dikatakan gerakan yang sangat kuat, gerakkan teroris juga bisa tumbuh lewat studi-studi kajian islam di kalangan pemuda,seperti rohis di sekolah menengah atas.
Ketakutan ini juga berujung dari beberapa pernyataan pihak pemerintah. Sebagai contoh pernyataan Menteri Agama, Suryadharma Ali yang dimintai Wakil Presiden Budiono untuk meningkatkan kulitas program keagamaan sekolah untuk menangkal gerakan radikal. (26/04)
Teror Sesungguhnya Terhadap Rohis
Karena ketakutan berlebih yang disebabkan dugaan sementara dan pengambilan opini secara parsial mengenai Rohis banyak pihak yang akhirnya mulai antipati dengan Rohis, termasuk masyarakat. Masyarakat kini sebagian besar bisa dikatakan termakan opini tadi. Sehingga terkadang masyarakat juga ikut ketakutan dan melarang anaknya untuk mengikuti rohis.
Jelas ini sangat memprihatinkan. Karena bagaimana pun, Rohis jika dilihat dari konsep pembentukannya, justru salah satunya bertujuan untuk membendung gerakan radikal ini. Rohis menanamkan perbaikan moral para pelajar dengan pemberian pemahaman keagamaan yang benar. Lalu, pembentukan karakter kepribadian pelajar juga dibentuk di Rohis dengan pemberian alternatif kegiatan keorganisasian.
Seperti yang dikutip dari salah satu alumnus Pondok Pesantren Modern Gontor yang juga anggota komisi I DPR RI, Hidayat Nur Wahid, bahwa sesungguhnya pernyataan dan opini tersebut adalah teror bagi Rohis.
Kita pun juga harusnya sepakat dengan apa yang dikatakan Mentri Pendidikan Nasional saat ini, M Nuh yang menjelaskan bahwa sampai sekarang Rohis masih mengajarkan siswa-siswi di sekolah menengah atas (SMA) kepada sikap toleransi dan pluralitas Karena itu, ia meminta para pakar harus hati-hati menyimpulkan jika rohis menjadi pintu masuk dari akar kekerasan berlatarbelakang agama.
Perbaikan Citra Rohis
Harus ada kejelasan sikap di sini, di mana jangan sampai kebanyakan masyarakat tergeser opininya, yang dulunya menganggap Rohis adalah tempat para pelajar baik-baik yang mempelajari agama menjadi tempat para pelajar yang dibina untuk radikalisasi.
Para pakar dan pemerintah harusnya yang mampu meluruskan opini ini dan mengembalikan citra Rohis di mata masyarakat. Jangan sampai memberikan pernyataan-pernyataan yang bertentangan dengan kondisi lapangan.
Rohis yang merupakan satu-satunya ekstrakulikuler yang mengajarkan agama islam haruslah ditanggapi positif oleh berbagai pihak. Jangan malah Rohis dianggap macam-macam sehingga nantinya Rohis tidak mampu berkembang dan memiliki kinerja yang baik dalam memperbaiki moral dan keilmuan pelajar di bidang keagamaan.
Rohis juga harusnya malah menjadi ‘alat’ untuk mampu membendung radikalisme itu sendiri. Tapi, tidak dengan cara pengaturan yang berlebih, melainkan dengan pengawasan yang berimbang.
Ketika orang menjadi baik dan cinta agama, maka di cap Radikal..
Sungguh dunia telah terbalik!! yang bathil kini menjadi benar, dan yang benar menjadi Bathil. Aastaghfirullah'adziim.Rabu, 27 April 2011
RESAH
Disaat negeri resah..
dengan koruptor yang makin serakah..
moral pemuda yang semakin parah.
terselip satu harapan dan tujuan..
menjadi bangsa yang sukses berperadaban
ketika semua asik dengan materi, maka masihkan ada yang sibuk dengan iman nya?
ketika semua lupa dengan neraka, maka masihkah ada yang punya izzah untuk ke syurga?
ketika semua berlari menuju satu titik. kesenangan dunia, maka masihkah ada yang selalu rindu pada kenikmatan imanNYA?
ketika tanyaNYA menggelegar dunia, maka semua tak dapat menjawab,
bisu, sunyi dan rapuh.
mereka tak punya daya, namun begitu sombongnya memperlihatkan semua yang semua yang ia punya..
maka masihkah ada, pemuda calon pemimpin duniaa??
yang mampu membawa negeri ini penuh dengan orang yang bertaqwa.
jawab pertanyaan ku kawan...
*siapa pemimpin selanjutnya..?
dengan koruptor yang makin serakah..
moral pemuda yang semakin parah.
terselip satu harapan dan tujuan..
menjadi bangsa yang sukses berperadaban
ketika semua asik dengan materi, maka masihkan ada yang sibuk dengan iman nya?
ketika semua lupa dengan neraka, maka masihkah ada yang punya izzah untuk ke syurga?
ketika semua berlari menuju satu titik. kesenangan dunia, maka masihkah ada yang selalu rindu pada kenikmatan imanNYA?
ketika tanyaNYA menggelegar dunia, maka semua tak dapat menjawab,
bisu, sunyi dan rapuh.
mereka tak punya daya, namun begitu sombongnya memperlihatkan semua yang semua yang ia punya..
maka masihkah ada, pemuda calon pemimpin duniaa??
yang mampu membawa negeri ini penuh dengan orang yang bertaqwa.
jawab pertanyaan ku kawan...
*siapa pemimpin selanjutnya..?
Senin, 25 April 2011
ADA APA DENGAN REMAJA INDONESIA? 63 PERSEN REMAJA SMP-SMA SUDAH MELAKUKAN SEKS PRA NIKAH!!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Apabila zina dan riba telah nampak di suatu kampong, maka sungguh mereka telah menghalalkan diri-diri mereka (ditimpa) adzab Allah ‘Azza wa Jalla. (HR At-Thabrani, Al-Hakim, Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman dari Ibnu Abbas. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Al-Bani dalam Shahihul Jami’ nomor 679, dan dishahihkan Adz-Dzahabi dalam At-Talkhish).
Bicara tentang perzinaan sebenarnya sangat risih. Bahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ada wanita yang mengaku dirinya berzina dan minta dihukum rajam (dilempari batu kerikil sampai mati) pun tidak langsung menyahutnya. Baru setelah wanita itu berkali-kali mengemukakan pengakuannya dan minta dihukum, barulah ditanya secara teliti, kemudian disuruh pulang dan mengasuh anaknya dulu sampai waktu yang ditentukan. Nanti agar kembali untuk mendapatkan hukuman yang dia minta itu.
Kenapa di sini justru membicarakan tentang zina?
Karena sudah ada penelitian dan hasilnya dikemukakan oleh Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Pusat (BKKBN) M Masri Muadz bahwa 63% remaja usia SMP SMA di 33 propinsi di Indonesia telah berzina.
Penelitian di Bandung menunjukkan remajanya 56% telah berzina. Ini sangat memprihatinkan. Betapa rusaknya moral bangsa Indonesia ini, dan telah merambah sampai ke anak-anak SMP sudah berbuat mesum, bahkan sebagian jadi pelacur beramai-ramai. Itu di antaranya karena mengejar hidup enak sesuai nafsu yang istilahnya hedonisme. Dan juga karena tontonan porno-porno ada di mana-mana, di televise dan lainnya.
Siapa yang harus bertanggung jawab?
Ya tentu saja yang berwenang di negeri ini. Mereka lah penanggung jawab pertama atas rusaknya bangsa ini.
Lantaran penelitian itu telah diumumkan, dan berita-berita pun telah tersebar, maka di sini hanya dirangkum berbagai peristiwa yang sangat memalukan bahkan terancam adzab Allah ini dituturkan di sini. Agar manusia yang masih tersisa kesadarannya mau kembali ke jalan yang benar, insya Allah!
Dalam kaitan dengan seks, setidaknya ada dua hal yang terjadi pada diri Remaja Indonesia. Pertama, seks bebas (berzina), yaitu mereka yang berusia remaja melakukan aktivitas seks bebas (berzina) dengan teman sebayanya, atau menjadi pengunjung tempat pelacuran untuk madon (berzina dengan pelacur). Kedua, pelacuran yang dilakukan anak-anak remaja, terutama remaja putri. Pelacuran ini dapat terjadi karena paksaan (ditipu germo dengan janji mendapatkan pekerjaan yang layak), atau bisa juga karena kesadaran.
Pelacur remaja yang terjun ke dunia prostitusi/ pelacuran dengan kesadaran, bukan paksaan, antara lain karena himpitan kemiskinan. Ada juga yang karena didorong oleh keinginan (bukan kebutuhan) menjalani kehidupan yang hedonistis (ingin punya handphone yang mahal, baju-baju yang bagus, dan sebagainya).
Zina Di Kalangan Remaja
Menurut hasil survey yang dilakukan sebuah lembaga di tahun 2008, diperoleh data sekitar 63% remaja mengaku sudah melakukan hubungan seks bebas (berzina) sebelum nikah. Responden survey meliputi remaja SMP dan SMA di 33 provinsi di Indonesia. Tiga tahun sebelumnya (2005), sebuah survey yang diselenggarakan sebuah perusahaan kondom, mengungkapkan data sekitar 40-45% remaja berusia antar 14-24 tahun menyatakan bahwa mereka telah berhubungan seks bebas (berzina) di luar pernikahan. Survey tersebut dilaksanakan di hampir semua kota besar di Indonesia dari Sabang sampai Merauke. (lihat tulisan berjudul Konser Musik, Zina dan Kerusuhan, December …)
Bila data survey tersebut reliable dan valid, maka dari dua data di atas menunjukkan adanya kenaikan yang cukup signifikan. Dari 40-45 persen di tahun 2005, menjadi 63% di tahun 2008. Artinya, ada kenaikan sekitar hampir 30 persen dalam jangka waktu ‘hanya’ tiga tahun.
Sebuah survey yang melibatkan rata-rata 100 responden remaja usia 15-24 tahun yang ada di setiap kecamatan di Kota Bandung, pernah dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan 25 Messenger Jawa Barat, selama Juni 2008 lalu. Hasilnya, sekitar 56% remaja Kota Bandung sudah pernah berhubungan seks bebas (berzina) di luar nikah, dengan pacar, teman, dan pelacur. Perilaku remaja yang mengadopsi seks bebas seperti itu paling banyak dipengaruhi oleh tontonan film porno, termasuk dari internet dan melalui telepon seluler.
Perilaku seks bebas di kalangan remaja tidak hanya dipraktekkan remaja kota besar seperti Jakarta dan Bandung, tetapi juga di kota-kota lain yang bukan tergolong kota metropolitan. Misalnya, sebagaimana dilakukan oleh seorang siswi salah satu SMK di Praya, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.
Siswi berusia 17 tahun itu, untuk bisa melakukan seks bebas (berzina) dengan pacarnya yang berusia 21 tahun, harus pergi ke kota yang agak besar (Mataram), di sana mereka menyewa sebuah kamar di salah satu hotel kelas melati. Seks bebas yang dilakukannya itu berlangsung siang-siang sekitar jam 11:00 waktu setempat. Keduanya terjaring razia yang dilakukan aparat Polsek Mataram bersama Satpol PP Kota Mataram dan aparat kecamatan setempat. Siswi SMK yang masih berusia 17 tahun itu, mengaku sedang menjalani liburan pasca ujian tengah semester. (http://kompas.co.id/read/xml/2008/12/16/13390917/siang-siang.ngamar.siswi.smk.digaruk)
Bagaimana, nasib negeri kita?
Kamis, 21 April 2011
Mendiknas: "Kecurangan Itu Wajar!"
"Menyelenggarakan UN adalah sebuah tugas besar, jika terjadi beberapa kecurangan, saya rasa itu wajar, karena kami bukan malaikat," ujarnya.
Nuh menganggap, kesuksesan UN tahun ini dapat dilihat berdasarkan data statistik klasifikasi aspirasi masyarakat tentang pelaksanaan UN. Penurunan yang signifikan terjadi pada jumlah pengaduan masyarakat terhadap kecurangan UN.
Adapun klasifikasi aspirasi itu sebagai berikut: untuk SMS terdapat 34 pengaduan dan 33 permohonan informasi, sedangkan aspirasi melalui telepon tercatat lima pengaduan dan 11 permohonan informasi.
Sementara itu, melalui e-mail terdapat sembilan pengaduan dan sembilan permohonan informasi, sedangkan untuk call center hanya terjadi empat permohonan informasi. Total pengaduan masyarakat terkait pelaksanaan UN sebanyak 48 kasus dan permohonan informasi sebanyak 57 kasus.
Mengenai perbandingan aspirasi masyarakat tentang gangguan pelaksanaan UN, jenis pengaduannya sebagai berikut: isu kebocoran soal sebanyak 198 pada 2010 dan 33 pada 2011, untuk praktik jual beli soal pada 2010 terjadi 11 kasus dan pada 2011 tercatat hanya satu kasus.
Mendiknas mengungkapkan, beredarnya kunci jawaban pada 2010 sebanyak 42 kasus, sedangkan tahun ini hanya 11 kasus. Sementara untuk kontroversi mengenai UN tahun lalu terdapat 187 pengaduan, sedangkan pada 2011 sama sekali tidak ada pengaduan masyarakat yang mempermasalahkan UN.
Untuk gangguan lainnya, Kemdiknas mencatat terdapat 52 pungutan UN pada 2010, sedangkan tahun ini tidak ada sama sekali. Kerusakan soal UN untuk tahun ini tercatat hanya satu kali, sedangkan pada 2010 sebanyak enam kasus.
Kemdiknas juga mencatat, pada 2010 lalu terjadi dua kasus mengenai soal UN yang tertukar, sedangkan tahun ini hanya satu kasus. Kekurangan naskah soal tak terjadi tahun ini, sedangkan pada 2010 lalu ada enam kejadian.
"Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, justru UN ini lebih baik dan kami tetap akan mengenakan sanksi pada setiap pelaku kecurangan," kata Nuh dalam jumpa pers di Gedung Kemdiknas, Jakarta, Kamis (21/4/2011).
LHAAA.. JADINYA KORUPSI WAJAR THO PAK? *geleng2
Nuh menganggap, kesuksesan UN tahun ini dapat dilihat berdasarkan data statistik klasifikasi aspirasi masyarakat tentang pelaksanaan UN. Penurunan yang signifikan terjadi pada jumlah pengaduan masyarakat terhadap kecurangan UN.
Adapun klasifikasi aspirasi itu sebagai berikut: untuk SMS terdapat 34 pengaduan dan 33 permohonan informasi, sedangkan aspirasi melalui telepon tercatat lima pengaduan dan 11 permohonan informasi.
Sementara itu, melalui e-mail terdapat sembilan pengaduan dan sembilan permohonan informasi, sedangkan untuk call center hanya terjadi empat permohonan informasi. Total pengaduan masyarakat terkait pelaksanaan UN sebanyak 48 kasus dan permohonan informasi sebanyak 57 kasus.
Mengenai perbandingan aspirasi masyarakat tentang gangguan pelaksanaan UN, jenis pengaduannya sebagai berikut: isu kebocoran soal sebanyak 198 pada 2010 dan 33 pada 2011, untuk praktik jual beli soal pada 2010 terjadi 11 kasus dan pada 2011 tercatat hanya satu kasus.
Mendiknas mengungkapkan, beredarnya kunci jawaban pada 2010 sebanyak 42 kasus, sedangkan tahun ini hanya 11 kasus. Sementara untuk kontroversi mengenai UN tahun lalu terdapat 187 pengaduan, sedangkan pada 2011 sama sekali tidak ada pengaduan masyarakat yang mempermasalahkan UN.
Untuk gangguan lainnya, Kemdiknas mencatat terdapat 52 pungutan UN pada 2010, sedangkan tahun ini tidak ada sama sekali. Kerusakan soal UN untuk tahun ini tercatat hanya satu kali, sedangkan pada 2010 sebanyak enam kasus.
Kemdiknas juga mencatat, pada 2010 lalu terjadi dua kasus mengenai soal UN yang tertukar, sedangkan tahun ini hanya satu kasus. Kekurangan naskah soal tak terjadi tahun ini, sedangkan pada 2010 lalu ada enam kejadian.
"Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, justru UN ini lebih baik dan kami tetap akan mengenakan sanksi pada setiap pelaku kecurangan," kata Nuh dalam jumpa pers di Gedung Kemdiknas, Jakarta, Kamis (21/4/2011).
LHAAA.. JADINYA KORUPSI WAJAR THO PAK? *geleng2
Pelajar Indonesia ke Penelitian Dunia
JAKARTA, KOMPAS.com - Penelitian siswa SMP dan SMA Indonesia memiliki daya saing internasional. Bahkan, hasil penelitian pelajar remaja Indonesia menempatkan negeri ini jadi peserta terbaik selama dua tahun berturut-turut pada tahun 2009 dan 2010 dalam ajang International Conference of Young Scientist (ICYS).
Sebanyak 12 siswa SMP dan SMA dari berbagai sekolah mewakili Indonesia dalam penyelenggaraan ICYS 2011 di Moscow, Rusia, pada 24-29 April nanti. Para duta pelajar Indonesia ini dilepas Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Djalal di Jakarta, Kamis (21/4/2011) sore tadi.
Pelajar SMP yang mewakili Indonesia adalah Fialdy Josua Pattirajawane dan Michael Sunarto (keduanya dari SMP Chandra Kusuma Medan), Christa Lorenzia Soesanto (SMP St.Laurensia Tangerang), serta Ganang Albryansyah (SMPN 1 Bontang). Pelajar SMA yang mewakili Indonesia adalah Arief Ridho Kusuma (SMAN 1 Samarinda), Reza Abdurahmnab (SMA Taruna Nusantara Magelang), Luthfi Mu'awan (SMAN 1 Purwareja), Luh Laksmi Dharayanti Satria (SMAN 1 Singaraja), Ninda Frisky dan Annisa Fitriani (keduanya dari SMAN 1 Yogyakarta), Jessica Lo (SMAK Cita Hati Surabaya)n serta Christy Hong (SMA St.Laurensia Tangerang).
Fasli mengatakan potensi pelajar Indonesia dalam penelitian perlu dikembangkan. Sebab, mereka adalah generasi muda yang dibutuhkan bangsa untuk menjadi penemu-penemu, yang nantinya mendukung pengembangan ekonomi bangsa yang berbasis ilmu pengetahuan.
Monika Raharti, Koordinator ICYS Indonesia, menjelaskan ICYS merupakan lomba presentasi penelitian untuk siswa sekolah menengah yang bertaraf internasional. Bidang yang dilombakan adalah Fisika, Matematika, Ekologi, dan Ilmu Komputer.
ICYS digagas Dua universitas terkemuka di. Hongaria dan Belarusia pada tahun 1993. Setelah itu, lomba dilaksanakan secara bergiliran di negara-negara Eropa. Indonesia jadi negara Asia pertama yang pernah jadi tuan rumah.
"Lomba ini untuk menggali potensi peneliti muda yang kelak dapat berperan dalam penemuan dan pengembangan sains untuk meningkatkan kualitas hidup manusia di dunia," jelas Monika.
Sebanyak 12 siswa SMP dan SMA dari berbagai sekolah mewakili Indonesia dalam penyelenggaraan ICYS 2011 di Moscow, Rusia, pada 24-29 April nanti. Para duta pelajar Indonesia ini dilepas Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Djalal di Jakarta, Kamis (21/4/2011) sore tadi.
Pelajar SMP yang mewakili Indonesia adalah Fialdy Josua Pattirajawane dan Michael Sunarto (keduanya dari SMP Chandra Kusuma Medan), Christa Lorenzia Soesanto (SMP St.Laurensia Tangerang), serta Ganang Albryansyah (SMPN 1 Bontang). Pelajar SMA yang mewakili Indonesia adalah Arief Ridho Kusuma (SMAN 1 Samarinda), Reza Abdurahmnab (SMA Taruna Nusantara Magelang), Luthfi Mu'awan (SMAN 1 Purwareja), Luh Laksmi Dharayanti Satria (SMAN 1 Singaraja), Ninda Frisky dan Annisa Fitriani (keduanya dari SMAN 1 Yogyakarta), Jessica Lo (SMAK Cita Hati Surabaya)n serta Christy Hong (SMA St.Laurensia Tangerang).
Fasli mengatakan potensi pelajar Indonesia dalam penelitian perlu dikembangkan. Sebab, mereka adalah generasi muda yang dibutuhkan bangsa untuk menjadi penemu-penemu, yang nantinya mendukung pengembangan ekonomi bangsa yang berbasis ilmu pengetahuan.
Monika Raharti, Koordinator ICYS Indonesia, menjelaskan ICYS merupakan lomba presentasi penelitian untuk siswa sekolah menengah yang bertaraf internasional. Bidang yang dilombakan adalah Fisika, Matematika, Ekologi, dan Ilmu Komputer.
ICYS digagas Dua universitas terkemuka di. Hongaria dan Belarusia pada tahun 1993. Setelah itu, lomba dilaksanakan secara bergiliran di negara-negara Eropa. Indonesia jadi negara Asia pertama yang pernah jadi tuan rumah.
"Lomba ini untuk menggali potensi peneliti muda yang kelak dapat berperan dalam penemuan dan pengembangan sains untuk meningkatkan kualitas hidup manusia di dunia," jelas Monika.
KEPUTUSAN
Ku kenang saat ku rintihkan doaku pada selembar kertas, saat ku mengadu dengan tangisan ku kepadaNYA..
Saat ku ceritakan tentang gores luka di hatiku kepada Awan..
Atau..
Saat ku terdiam dalam penantian panjang..
Kini ku beri tentang hadiah indah dariNya..
Sebuah kado terindah, tanda tanya terjawab sudah..
meski sebenarnya masih ada sebuah galau menggantung di hatiku,
Aku hanya ingin menunggu,... menemani mu dan mengamati mu dari kejauhan..
sambil ku pegang erat pelita di genggamanku, dan tersenyum, menangis haru, atau bahagia melihat mu dari kejauhan ke arahmu.
.Sampai kau hampiri aku.. sampai kau dekap aku.. dan kita bergandeng bersama dalam CintaNYA..
Sambil menerawang jauh ke langit lepas.. Ukhtiiii
Saat ku ceritakan tentang gores luka di hatiku kepada Awan..
Atau..
Saat ku terdiam dalam penantian panjang..
Kini ku beri tentang hadiah indah dariNya..
Sebuah kado terindah, tanda tanya terjawab sudah..
meski sebenarnya masih ada sebuah galau menggantung di hatiku,
Aku hanya ingin menunggu,... menemani mu dan mengamati mu dari kejauhan..
sambil ku pegang erat pelita di genggamanku, dan tersenyum, menangis haru, atau bahagia melihat mu dari kejauhan ke arahmu.
.Sampai kau hampiri aku.. sampai kau dekap aku.. dan kita bergandeng bersama dalam CintaNYA..
Sambil menerawang jauh ke langit lepas.. Ukhtiiii
Langganan:
Komentar (Atom)
